This blog is dedicated for campus assignments
this site the web

Minggu, 28 November 2010

Habis Lebaran, Terbitlah Urbanisasi

Tema : Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan

Memang sampai saat berita di Kompas.com–arus balik belum terlihat. Namun, kedatangan di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, yang dibentuk dalam shift 1 dan 2, sampai saat (pukul 14:10, 14 Sep 2010) ini belum ada berita kedatangan para pemudik kembali ke Jakarta.

Jumlah saudara kita yang pemudik yang kembali ke Jakarta, hingga 17-ribuan. Data yang disarikan dari Kompas ini memang menurun dari tahun sebelumnya pada hari yang sama, H+2. Ada kemungkinan jumlah ini terus flat sampai dianalisa sudah selesai jumlah arus balik ke Jakarta.

Demikian yang harus dipahami bersama, jika jumlah seperti itu logikanya akan makin bertambah urbanisasi penduduk ke Jakarta. Sementara, jumlah pemudik secara akurat tidak dipunyai oleh masing-masing instansi pemerintahan daerah setempat. Urbanisasi akan lebih baik ketika tidak dipengaruhi faktor ekonomi. Namun, jika hal ini tetap dibiarkan maka tidak ada gunanya data Biro Pusat Statistik yang menunjukkan angka penduduk di Jakarta sekian jumlahnya (akan melebihi 8-jutaan).

Yang lebih membingungkan, jika penduduk yang kembali ke Jakarta dengan alasan kepada ketua RT setempat untuk tinggal sementara. Setelah itu, siapa juga yang mau mengawasi seberapa lama sudaranya keluarga si “A” akan tinggal berapa lama.

Sebenarnya, urbanisasi macam apa sih yang tidak perlu dikhawatirkan? Urbanisasi tentu akan berefek pada ekonomi daerah setempat yang ditinggalinya setelah keadatangannya ke daerah tersebut. Tidak seperti menebar beras pada tampah, untuk dimakan oleh banyak ayam, namun lebih dari sekedar kesempatan bagi urban sebelumnya, tingkat kemiskinan di daerah tersebut makin berlipat ganda, bahkan lebih.

Jangan hanya untuk menyenangkan keluarga atau sanak saudara, penataan kota yang selalu menjadi pekerjaan rumah bagi guebrnur DKI Jakarta makin berantakan. Masalah urbanisasi akan selesai apabila pemerintah mau berfikir keras dan menerapkan otonomi dengan sebaik-baiknya. Agar pemerataan “kue ekonomi” merata di semua daerah. Itulah penyakit akut kota DKI Jakarta yang tak pernah sembuh, yaitu adalah Urbanisasi.##

http://lomba.kompasiana.com/puasa-dulu-baru-lebaran/2010/09/14/habis-lebaran-terbitlah-urbanisasi/

Mencegah Urbanisasi Setelah Mudik

Berikut ini mungkin bisa membantu mengurangi syukur kalau bisa mencegah arus urbanisasi:

1. Pertama tentu peran pemerintah pusat sangat tinggi dalam menciptakan lapangan kerja yang lebih terencana dan permanen di desa, terutama desa tertinggal, lewat menteri yang terkait.
2. Peranan bupati kepala daerah, pemda, kepala desa sangat dibutuhkan dalam memberi prioritas pembangunan pedesaan terutama dalam pengurangan kemiskinan dan peluang penciptaan tenaga kerja.

3. Perlu adanya insentif bagi pemuda yang mau membantu atau berperan dalam pembangunan pedesaan,
4. Perlunya penggalanan dana baik dari pajak, zakat dan shodakoh untuk membangkitkan peluang usaha baru,
5. Perlu ada komunikasi kota desa sehingga untuk setiap pemuda yang meninggalkan desa harus berkonteribusi dalam pembangunan desa,
6. Hindari profokasi yang berlebihan terhadap enaknya hidup di kota,
7. Promosikan enaknya hidup di desa (seperti yang selama ini saya lakukan, kekekeke)

8. Waktu mudik jangan pamer kekayaan, tapi sumbangkanlah sebanyak banyaknya dana untuk membantu usaha di desa.

9. Usahakan membeli segala kebutuhan di desa ketika mudik (kecuali tidak ada) dan promokan produk desa ke kota ketika kembali ke kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies